ENOL BESAR

1 komentar Rabu, 29 April 2009
Dengan nada panggilan … HP-ku bunyi. Aku tarik laci dan kubuka pesan yang ada di dalamnya. “Pak, anakmu marah-marah. Datang-datang melempar tas sekolahnya. Dia bilang PR yang ngajari Bapak semalem salah semua. Nilainya nol besar.” kata istriku dalam pesannya. Aku penasaran, “Masa iya sih. Perasaan semalem rumus yang aku terapkan benar.” Kataku dalam hati. Aku jadi ingin cepat-cepat pulang. Tapi tidak mungkin, sebab aku harus lembur sampai jam delapan. Berarti masih sekitar empat atau lima jam lagi.

Waktu terasa lama, mungkin karena aku kepikiran PR tersebut. Setelah jam delapan kurang lima menit, aku mulai merapikan kertas-kertas naskah LKS yang aku kerjakan. Tepat jam delapan aku keluar dari kantor. Sepuluh menit kemudian aku sampai di rumah. Anakku sudah menunggu di depan pintu sambil membawa buku PR-nya. “Ah Bapak … ngajari salah semua.” katanya. Aku tertawa. Buku langsung aku ambil dan aku lihat. Benar adanya, angka nol besar terpampang di situ dengan bulatan-bulatan kecil membentuk wajah manusia.

Aku duduk di lantai dan meminta dia untuk mengambilkan kertas dan pensil. Satu persatu kukerjakan lagi soal-soal itu. Dengan rumus yang berbeda-beda seperti pada contoh sebelumnya, aku hitung satu persatu. Semua jawaban benar. “Bu Guru ngajarinya bagaimana …?” tanyaku. “Ya … begitu.” kata dia. “Lha … kok salah, inikan sama caranya!” kataku. Oleh karena tidak ada jalan keluar, akhirnya aku putuskan untuk membawa ke kerjaan.

Paginya aku datang lebih awal di kantor, dengan harapan bertemu teman yang memang faknya matematika sebelum jam kerja. Aku tunggu dia di depan gerbang kantor di mana aku biasa nongkrong. Tidak lama kemudian dia datang. Belum sempat dia duduk langsung kusodorkan buku yang aku bawa. “Hitung-hitungan begini benar gak sih? Perasaan benar, kok ini disalahin?” kataku. Temanku mulai menghitung. “Ini benar semua Mas, memang kenapa?” tanya dia. Ahirnya aku ceritakan semua kejadian dari awal sampai akhir.

Di dalam kantor aku masih penasaran. Aku takut kalau jawaban bu guru itu memang benar. Sebab sebelum masuk tadi teman-temanku menyarankan agar aku menanyakan ke sekolah. Untuk menambah keyakinan, aku tanyakan juga pada temanku yang lain, baik yang jurusan matematika maupun yang nonmatematika. Setelah semua jawaban sama, siang itu juga jam istirahat aku pergi ke sekolah.

Jam dua belas lewat lima menit aku sampai di sekolah. Motor aku parkir di halaman depan kantor. Aku langsung menaiki tangga ke lantai dua di mana ruang kantor sekolah berada. “Selamat siang, Pak!” kataku waktu nongol di depan pintu. “Selamat siang. Mau bertemu siapa, Pak?” tanya seorang guru perempuan, atau mungkin tepatnya seorang TU. Sebab kulihat dia sedang sibuk menulis walaupun yang lain pada santai. “Bisa bertemu dengan guru wali kelas tiga?” kataku. “Oya, tunggu sebentar ya, Pak aku panggilkan. Silakan duduk dulu.”

Kulihat di sekelilingku. Beberapa guru sedang istirahat sambil menyandar di kursi, dengan sikap acuh. Tanpa disuruh aku duduk, kemudian mengambil koran untuk dibaca. Belum sempat aku membaca, nongol seorang guru perempuan diiringkan seorang perempuan yang tadi mau memanggil. “Ada apa, Pak?” tanya bu guru itu. “Ini, Bu mau nanya …” kataku sambil menyodorkan buku yang sudah aku persiapkan halamannya. Belum selesai aku ngomong, guru itu memotong. “Bisa kita ke kelas saja, Pak?” katanya. “Oh, bisa …” sahutku.

Tanpa ngomong yang lain bu guru itu memutar badan dan menuju ke kelas. Aku membuntuti dia di belakangnya. Setelah kami sampai di dalam kelas, “Anak-anak, sekarang tenang dulu ya. Bu guru lagi ada tamu, jangan berisik!” pesannya pada anak-anak. Setelah keadaan kelas agak tenang, bu guru itu memulai pembicaraan. “Ada apa, Pak?” katanya. Kusodorkan buku yang sudah terbuka halamannya itu ke atas meja. Kemudian kutarik kursi dan duduk di depan samping meja guru itu menghadap padanya. “Ini, Bu. Hitung-hitungan begini salahnya di mana kok nilainya nol?” tanyaku mulai ingin tahu.
Bu guru itu memperhatikan sebentar. Kemudian katanya, “Ini begini, Pak.” katanya mulai menerangkan. “Seumpamanya ada roti dua. Yang satu dibagi tiga, dan yang satu lagi dibagi empat. Kebagiannya gedean yang mana, Pak?” katanya mencoba untuk meyakinkan. “Gedean yang dibagi tiga, Bu.” jawabku. “La … iya, terus kenapa?” katanya. “Tapi kenapa ini tandanya menghadap ke yang lebih kecil?” jawabku. “Sepertiga kan lebih kecil dari seperempat” katanya. “Ya, enggak Bu. Sepertiga lebih besar dari seperempat. Berarti tandanya harus mengahadap ke sepertiga.” kataku. “Ya enggak!” sahutnya. “Terus kalau nulisnya begitu, kalimat matematikanya bagaimana? tanyaku. Dia diam tidak menjawab.

Dalam situasi begitu, dia belum juga mau mengakui kesalahannya. Aku coba kembali untuk menjelaskan dengan rumus yang lain. “Sekarang kita coba dengan rumus yang ada pada contoh ini, Bu. Kita kalikan secara silang. Sepertiga dikalikan seperempat. Satu kali empat sama dengan empat. Dan satu kali tiga sama dengan tiga. Empat dibanding tiga berarti gedean empat. Berarti tandanya menghadap ke empat.” kataku. “Ya enggak, menghadap ke tiga.” katanya. Berkata begitu namun dia tidak menjelaskan apa alasannya. Sepertinya memang belum paham arti tanda lebih besar dan lebih kecil, termasuk tanda sama dengan. Sebab jawaban yang menggunakan tanda sama dengan juga disalahkan.

Sebenarnya aku sudah capai, laper, kesel, dan pengen ketawa melihat guru ini. Namun sekali lagi aku mencoba untuk sabar dan memahamkan guru itu dengan rumus yang lain. “Sekarang kita gunakan rumus dengan menyamakan penyebutnya.” kataku. Kemudian aku berusaha menjelaskan dengan sejelas-jelasnya menggunakan rumus itu. Ini aku lakukan di papan tulis, layaknya seorang guru. Setelah ketemu jawabannya, dia tahu bahwa itu benar. Namun, sekali lagi dia salah menggunakan tanda lebih besar dan lebih kecilnya.

Oleh karena tidak ada titik temu, akhirnya aku tawarkan solusi untuk pergi ke kantor. Dengan harapan ada pihak ketiga yang bisa membantu. Namun bu guru itu tidak mau, dengan alasan yang tidak jelas. “Bagaimana kalau saya ke rumah Bapak?” katanya menawarkan jalan keluar. “Percuma, Bu sebab di sana tidak ada orang lain yang bisa membantu. Bukannya saya tidak boleh Ibu ke rumah.” kataku. “Bagaimana kalau besuk saya yang ke sini lagi? Mudah-mudahan teman saya ada yang mau menemani ke sini, sehingga dapat membantu.” kataku mencoba untuk mencegah guru itu ke rumah. “Boleh, saya tunggu.” kata guru itu.

Jam dinding sudah menunjukkan jam setengah satu. Aku segera minta pamit. “Maaf, Bu karena sudah siang saya harus kembali ke kantor. Insya Alloh besuk saya ke sini lagi.” kataku. “Oya, Pak silakan. Maaf ya, Pak kalau saya ada kesalahan?” “Nggak apa-apa, manusia memang tempat salah. Jadi wajar kalau ada kesalahan.” jawabku. Akhirnya aku salaman dan pulang.

Sampai di kantor, teman-teman nyamperin aku, pengen tahu bagaimana hasilnya. Aku ceritakan saja semua yang terjadi di sana. Teman-teman pada ketawa. “Bingung kali guru itu.” “Bukan, sebenarnya dia tahu kalau itu salah, cuma malu ngakuinya.” kata temen-temen. Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang keluar dari mulut mereka. Setelah puas ngobrolin itu, kami pun kerja kembali.

Jam empat sore aku pulang kerja. Aku tidak ke mana-mana, dan tidak nongkrong dulu karena selain capai memang aku pengen buru-buru pulang dan istirahat. Baru saja aku masuk rumah, anak saya nyamperin dan menyodorkan sebuah amplop. “Amplop dari mana, Jay?” tanyaku. “Dari Bu guru.” jawabnya. Aku tertawa. Buru-buru amplop aku buka. Tepat dugaanku. Setelah aku baca, guru itu mengakui kesalahannya dan minta maaf. “Bu guru ngomong apa, Jay?” tanyaku kemudian. “Nggak, cuma suruh bawa PR-nya, mau dibenerin.” katanya. Pagi harinya, PR itu dibawa ke sekolah. Dan oleh guru itu kemudian yang salah di tip ex dan diganti nilainya.
read more “ENOL BESAR”

sepak bola

5 komentar Senin, 27 April 2009

A. Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan yang paling banyak penggemarnya pada saat ini, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Permainan sepak bola tidak diketahui dengan pasti negara yang menemukannya, sebab jenis permainan ini sudah lama dikenal oleh beberapa negara. Di Cina sejak 500 tahun yang lalu sepak bola dikenal dengan nama tsu chu. Di Yunani dikenal dengan nama episkiros, dan di Romawi dikenal dengan nama harpastum. Negara yang pertama kali memperkenalkan sepak bola adalah Inggris.

Teknik Permainan

Pada permainan sepak bola modern seperti sekarang ini, tenik permainan sangat penting untuk dikuasai oleh suatu tim. Kemenangan suatu tim akan ditentukan oleh teknik permainan yang diterapkan, apalagi jika menghadapi lawan yang tangguh. Dalam teknik permainan sepak bola, terdapat dua pola dasar yaitu pola penyerangan dan pola pertahanan.

a. Pola penyerangan

Pola penyerangan dalam permainan sepak bola diterapkan dengan tujuan agar dapat menerobos pertahanan lawan dan menciptakan gol sebanyak-banyaknya, sehingga dapat memenangkan pertadingan. Pola penyerangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Melakukan gerakan tersusun
Gerakan tersusun ini harus dipelajari dan dipersiapkan secara matang oleh suatu tim, jika ingin dapat menerobos pertahanan lawan dan menciptakan gol. Gerakan-gerakan itu misalnya dari tendangan pertama, tendangan bebas, tendangan penjuru,dan lemparan ke dalam.
2. Pola bermain menghadapi pertahanan yang rapat
Teknik yang cocok untuk diterapkan dalam menghadapi pertahanan lawan yang rapat, adalah dengan operan langsung (wall pass).
3. Pola mencari ruang kosong
Seorang pemain harus pandai dalam mencari ruang kosong atau melepaskan diri dari penjagaan lawan. Hal ini bertujuan agar dapat melakukan operan-operan terobosan untuk melancarkan penyerangan.

Ada beberapa macam pola penyerangan yang dapat diterapkan dalam permainan sepak bola. Pola penyerangan ini harus dipilih dan dilakukan dengan cermat sehingga dapat menemukan celah-celah kelemahan lawan. Dalam melakukan penyerangan juga harus memperhitungkan kemampuan bertahan dan serangan balik yang dilakukan lawan. Pola penyerangan itu antara lain:
1. Pola penyerangan 3 - 2 – 5
Pola penyerangan dalam permainan sepak bola ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
Tiga orang pemain yang ada di belakang.
Dua pemain yang ada di tengah.
Lima orang pemain yang ada di depan atau sebagai penyerang.

Gambar pola penyerangan 3-2-5

2. Pola penyerangan 4 – 2 – 4
Pola penyerangan dalam permainan sepak bola ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
Empat orang pemain yang ada di belakang.
Dua orang pemain yang ada di tengah.
Empat orang pemain yang ada di depan atau penyerang.

Gambar pola penyerangan 4-2-4

3. Pola penyerangan 2 – 4 – 4
Pola penyerangan dalam permainan sepak bola ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
a. Dua orang pemain yang ada di belakang.
b. Empat orang pemain yang ada di tengah.
c. Empat orang pemain yang ada di depan atau sebagai penyerang.

Gambar pola penyerangan 2-4-4

4. Pola penyerangan 3 – 2 – 2 – 3
Pola penyerangan dalam permainan sepak bola ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
Tiga orang pemain yang ada di belakang.
Dua orang pemain yang ada di tengah pertama.
Dua orang pemain yang ada di tengah kedua.
Tiga orang pemain yang ada di depan atau sebagai penyerang.

Gambar pola penyerangan 3-2-2-3

b. Pola pertahanan

Pola pertahanan diterapkan dalam permainan sepak bola dengan tujuan untuk menghalau dan mempertahankan gawang dari serangan lawan, sehingga tidak terjadi gol. Pola pertahanan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pertahanan individu (man to man defence)
Dalam pertahanan individu ini, seorang pemain diberi tugas khusus untuk menjaga seorang pemain lawan agar tidak memasuki daerah atau mengacaukan pertahanan, sehingga terjadinya gol dapat dicegah.
2. Pertahanan daerah (zone defence)
Pertahanan daerah adalah pertahanan yang dilakukan oleh seorang pemain untuk menjaga daerahnya. Jadi apabila ada pemain lawan yang memasuki daerahnya menjadi tanggung jawabnya.
3. Pertahanan campuran
Pertahanan ini bebannya lebih berat bagi seorang pemain karena selain harus menjaga daerahnya ia juga harus menjaga pemain lawan yang khusus menjadi tugasnya.

Ada beberapa pola pertahanan yang dapat diterapkan dalam permainan sepak bola, tergantung pada situasi dan tujuan. Apabila situasi memungkinkan untuk mengurangi pertahanan, maka dapat dilakukan serangan dengan dibantu oleh pemain belakang. Namun jika situasi tidak memungkinkan atau untuk mempertahankan kemenangan maka harus dilakukan pertahanan penuh, dengan sesekali saja melakukan serangan balik. Macam pola pertahanan ini antara lain:
1. Pola pertahanan 5 -3 – 2
Pola pertahanan ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
a.Lima orang pemain yang berada di belakang.
b.Tiga orang pemain yang berada di tengah.
Dua orang pemain yang berada di depan atau penyerang.

Gambar pola pertahanan 5-3-2

2. Pola pertahanan 4-4-2
Pola pertahanan ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
a. Empat orang pemain yang berada di belakang.
b. Empat orang pemain yang berda di tengah.
c. Dua orang pemain yang berada di depan atau penyerang.

Gambar pola pertahanan 4-4-2

3. Pola pertahanan 4-3-3
Pola pertahanan ini dilakukan dengan susunan pemain sebagai berikut.
a.Empat orang pemain yang berada di belakang.
b.Tiga orang pemain yang berada di tengah.
c.Tiga orang pemain yang berada di depan atau penyerang.

Gambar pola pertahanan 4-3-3
read more “sepak bola”

Hiperaktif

1 komentar Sabtu, 25 April 2009

Anak ini memang terlalu aktif. Kalau boleh dibilang anak ini hiperaktif, di mana-mana gak bisa diam, selalu ada saja yang dilakukan. Setiap yang dia lakukan selalu bikin orang kesel. Seperti yang dilakukan pada waktu itu terhadapku. Mungkin sudah wajar anak seumuran dia (kurang lebih empat tahunan) ngeselin dan nggemesin. Namun dia sudah kelewat ngeselinnya.


Sebernanya kejadian ini sudah lama sekali, waktu aku masih kelas tiga SD. Waktu itu aku sedang belajar di dalam kelas. Seperti biasa anak ini selalu ikut ibunya mengajar di kelas saya karena di rumah dia tidak ada yang momong. Ayahnya kerja di kota dan mereka hanya tinggal berdua di rumah sewaan, sehingga selalu dibawa ibunya setiap mengajar.



Di dalam kelas anak ini tidak bisa diam selalu berlari ke sana kemari, naik meja dan lompat sani-sini. Kalau lagi kumat isengnya, ada saja yang dilakukan. Ngumpetin pensil, buang buku yang sedang dipakai, atau membawa lari tas keluar kelas dan mengeluarkan semua isinya. Kalau sudah begitu suasana kelas semakin ramai, belajar semakin tidak konsentrasi.


Waktu itu aku dan murid-murid yang lain sedang mendapat tugas membuat puisi di buku masing-masing. Saking seriusnya aku membuat puisi, tidak tahu tiba-tiba anak tersebut sudah nongkrong di depan muka saya.


"Sedang nulis apa mas?" tanya dia kepadaku. "Buat puisi," jawabku. "Kok ... nulisnya di buku?" Belum sempat aku menjawab pertanyaan dia, tiba-tiba hidungku digigit. Oleh karena sakit, sepontan saja aku berteriak dan aku pukul dia. Tidak tahu seberapa besar tenaga yang aku keluarkan, tapi yang jelas dia sampai jatuh terpelanting ke bawah meja. Anak itu tidak ada suaranya, mungkin sedang menahan sakit. Tapi tidak lama kemudian dia menjerit dan menangis sekeras-kerasnya.


Ibunya datang menolong dan memeriksa keadaan anaknya, kemudian membawanya keluar untuk mendiamkannya. Dia tidak bisa berbuat banyak, sebab sudah hafal memang anaknya nakal. "Sakit ....? Makanya jangan nakal. Lihat tu ... hidung masnya putus, ntar hidung kamu buat gantiin! Mau nggak hidungmu buat nggantiin?" Begitulah yang sempat aku dengar suara bu guru menasihati anaknya dari luar.


Aku sendiri di dalam kelas tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya duduk sambil menangis menahan sakit. Sebentar-sebentar aku pegangi hidungku. Teman-teman yang lain datang mengerubutin aku, penasaran ingin tahu apa yang terjadi. Tidak lama kemudian Bapak Kepala Sekolah dan beberapa guru yang lain datang. Mungkin terganggu oleh kegaduhan di kelasku. Setelah tahu apa yang terjadi, aku dibawa ke kantor untuk diobati. Ada sedikit luka di hidungku.


Tidak berapa lama anak itu datang ke kantor menerobos kerumunan anak-anak yang lain bersama ibunya. "Lihat itu hidung masnya luka. Ayo minta maaf!" kata ibunya. Namun lama anak itu tidak juga menyodorkan tangannya. "Ayo minta maaf ...!" pinta ibunya kembali. Sambil muka cemberut anak itu menyodorkan tanganya. "Mana suaranya ....?" tanya ibunya. "Maaf ...!" kata anak itu kemudian. Akhirnya kamipun berjabat tangan.

"Untung hidungnya tidak putus." celetuk salah seorang guru. Mendengar itu semua kami pun tertawa bersama. Sejenak rasa sakit yang aku rasakan hilang. Kami akhirnya kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.




read more “Hiperaktif”

Daftar Penerbit di Bandung

0 komentar Rabu, 01 April 2009

Adhika Eka Sarana
Jl. Bukit Pakar Timur II/109

Agia Media
Jl. Jend. A. Yani 1031

Al–Bayan
Jl. Yodkali 16

Alfabeta
Jl. Geger Kalong Hilir 88

Al–Ma’Arif
Jl. Tamblong 48-50

Alqa Print
Jl. Balai Desa Cibeusi Rt.01/03, Jatinangor

Alumni
Jl. Bukit Pakar Timur II/109

Andira
Jl. Ters. Ciliwung 1

Angkasa
Jl. Merdeka 6

Armico
Jl. Madurasa Utara 10, Cigereleng

Arya Duta
Jl. Revolusi No. 29, Villa Pertiwi, Depok

Bina Budhaya
Jl. Sulaksana Baru VI /11

Bina Siswa
Jl. Padasuka 216

Bina Wiraswasta Insan Indonesia
Jl. Kinanti 7

Citra Aditya Bakti
Jl. Gesan Ulun 17

Citra Karya Utama Press
Jl. Padasuka 216

Citra Kencana
Gg. Abah Muhamad I No. 370/187 B

Citra Penamas
Jl. Galunggung 18

Citra Pindo
Komp. Sukamulya Indah Kav. 3-10, Sukajadi

Dananjaya
Jl. Moh. Toha Blk. 317

Dharma Karya Cipta
Jl. Merdeka 6. Lt II

Diponegoro
Jl. Moch. Toha 44-46

Djatnika
Jl. Banteng 106

Dwirama
Jl. Sawah Kurung 12

Enkazet
Jl. Bojongbuah Raya 6, Katapang - Soreang

Epsilon Grup
Jl. Margaasri 3, Margacinta

Ercontara Rajawali
Jl. Ariodinoto 14

Fitri
Jl. Desa Cipadung 47

Galaxy Puspa Mega
Jl. Curug Raya No. 26, Permata Timur, Jatiwaringin

Ganeca Exact Bandung
Jl. Kiaracondong 167

Geger Sunten
Jl. Setiabudhi 228, Jl. Kapten Abdul Hamid 7

Grafindo Media Pratama
Jl. Pasirwangi 2, Pasirluyu

Humaniora Utama Press
Jl. Rambutan 11A

Indah Jaya Adipratama
Jl. Kopo 633 Km.13,4, Katapang

Indonesia Publishing House
Jl. Raya Cimindi 72

Indra Prahasta
Jl. Jupiter VI / 1

Informatika
Pasar Buku Palasari 82

ITB
Jl. Ganesa 10

Kaifa
Jalan Yodkali No. 16

Kalam Hidup
Jl. Naripan 67

Karang Sewu
Jl. Cisaranten Kulon 140

Karsa Mandiri
Jl. Pairwangi 7, Pasirluyu

Karya Kita
Jl. Pasirwangi No. 2-4

Karyaputri Wardhani
Jl. Bojongbuah Raya 6, Katapang - Soreang

Kesaint Blanc
Gg Lentong No. 9, Jl. Narogong Raya Km. 6.8, Rawalumbu

Lembaga Literatur Baptis
Jl. Tamansari 16

Lubuk Agung
Jl. Palasari 109

M2S
Jl. H. Bardan 31, Ters. Logam

Majalah Trubus
Jalan Raya Bogor Km.30, Mekarsari, Cimanggis - Depok

Mandar Maju
Jl. Sumber Resik 4-19

Maulana
Jl. Yupiter Raya No. 19, Jl. Yupiter VII No. 53-C

Media Iptek Bandung
Jl. Sulaksana I No. 50

Media Pajajaran Waratama
Jl. Anta Baru IV/17

Mega Games Indonesia
Jl. Sulanjana 3

Mizan Pustaka
Jl. Yodkali 16

Mughni Sejahtera
Jl. Palasari 22

Multi Adiwiyata
Jl. Manglid 32, Margahayu Selatan

Musika
Jl. Pitara Gang Rukun II/161, Pancoran Mas

Nuansa Majalengka
Jl. Siti Armilah 1 (Samping DLLAJR)

P & G Kilat Jaya
Jl. Astana Anyar Blk. 156

Pakar Raya
Jl. Sukamaju 28,30,32, Pasteur Sukajadi

Papas Sinar Sinanti
Jamuju Raya Blok XX / 13

Paramaartha Maju
Jl. Banteng 82

Paramedia Komunikatama
Komp. Griya Bandung Indah D1 No. 15

Pembangunan Jaya
Jl. Cisaranten Kulon 140

Perlambang Daya Cipta
Jalan Taman Sakura I Blok L1 No.20, Taman Galaxi Indah,

Permata Artistika Kreasi
Pondok Sukmajaya Permai Blok B2/1

Pionir Jaya
Jl. Jend. Sudiirman 511

Pribumi Mekar
Jl. Soekano-Hatta 473

Pustaka Adhigama
Jl. Palasari 115

Pustaka Buana
Jl. Palasari 113

Pustaka Hidayah
Jl. Rereng Adumanis 31, Sukaluyu

Pustaka Litera Antar Nusa
Jl. Arzimar III Blok B No. 7

Pustaka Madani
Jl. Soekano-Hatta 473

Pustaka Setia
Jl. BKR (Ling. Selatan) No. 162-164

Putera
Jl. Satasiun No. 6, Gombong

Putra A Bardin
Jl. Kembar Timur II No. 3

Ramadan
Jl. Purwakarta 204 Blk.

Refika Aditama
Jl. Mengger Girang 98

Regina
Komp. Duta Kencana 2 Blok A-3 No. 12

Remaja Rosda Karya
Jl. Ibu Inggit Garnasih

Rinjani
Komp. Gandasari Indah B-7, Soreang

Salam Prima Media
Jl. Pasirwangi 2, Pasirluyu

Sarana Cipta Ilmu
Jl. Merdeka 6

Sarana Panca Karya Nusa
Jl. Terusan Kopo 641, Katapang

Siger Tengah
Jl. Cisaranten Kulon 140

Sinar Baru Algesindo
Jl. Jend. A. Yani 44-46

Sony Sugema Presindo
Jl. Ir. H. Juanda 345

Subur Abadi
Margahayu Permai, Jl. Permai II ME-32

Sulita
Jl. Galunggug 18

Tarate
Jl. Terusan Jakarta Timur 170

Tarsito
Jl. Guntur 20

Theme 76
Jl. Singosari 1-D, Pharmindo-Cijerah

Tira Pustaka
Jl. Cemara Raya No. 1 Kav. 10-D, Jaka Permai

Titian Ilmu
Jl. Merdeka 6 Lt. II

Trigenda Karya
Jl. Cijagra III No. 1, Buah batu

Wahana Iptek Bandung
Jl. A. Yani 452

read more “Daftar Penerbit di Bandung”